Makalah Asuhan Keperawatan Kehamilan

Ditulis oleh: Contoh Karya Tulis -
Advertisement
Makalah Asuhan Keperawatan Kehamilan - Kalau sebelumnya telah dibahas mengenai klien dengan animia sekarang akan kita berikan satu lagi contoh makalah keperawatan yaitu mengenai "Keperawatan Kehamilan". Yang membutuhkan sebuah contoh untuk Makalah Asuhan Keperawatan Kehamilan bisa langsung membacanya pada update contoh karya tulis berikut ini. 

A. PENGKAJIAN
1. ANAMNESA
Umur kehamilan antara 16 – 24 minggu ( 4 – 6 bulan ) , keluhan mual muntah dan pusing kepala sudah tidak ada. Gerakan janin untuk pertama kalinya mulai dirasakan.

2. PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS
- PERUBAHAN FISIK PADA IBU HAMIL
Pada kehamilan trimester II ini mengalami perubahan seluruh sistem tubuh baik secara anatomis maupun fisiologis dari keadaan tidak hamil ke keaadan hamil yang disebut fisiologi maternal.
SISTEM REPRODUKSI
Uterus
Melalui pemeriksaan Leopold I
ú Usia 16 minggu
Berbentuk bulat, kavum uteri diisi oleh ruang amnion yang berisi janin, dan tinggi fundus uteri kira – kira terletak diantara simfisis dan pusat
ú Usia 20 minggu
Tinggi fundus uteri kira – kira 3 jari diatas pusat
ú Usia 24 minggu
Tinggi fundus uteri kira – kira tepat setinggi pusat
Vagina
Meningkatnya kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan peningkatan sensitifitas yang sangat berarti. Jadi antara bulan ke-4 dan ke-7 kehamilan memungkinkan tingginya derajat rangsangan seksual.

SISTEM INTEGUMEN
Payudara
ú Adanya rasa kesemutan
ú Adanya nyeri tekan
ú Membesar secara bertahap karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah
ú Puting susu lebih menonjol dan mengeras
ú Areola tumbuh lebih gelap
ú Kelenjar – kelenjar Montgomery menonjol keluar
Kulit
ú Stiae gravidarum
Yaitu tanda regangan yang dibentuk akibat serabut – serabut elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal
ú Pigmentasi
Mengalami pengumpulan pigmen sementara di tiga area yaitu linea nigra ( garis gelap mengikuti midline abdomen ), cholasma ( topeng kehamilan yang terlihat seperti bintik – bintik hitam pada wajah ), dan areola.
ú Perspirasi dan sekresi kelenjar lemak
Kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif. Akibatnya mungkin mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat, dan berminyak.

SISTEM ENDOKRIN
Ovarium dan plasenta
Korpus luteum mulai mnghasilkan estrogen dan progesteron dan setelah plasenta terbentuk menjadi sumber utama kedua hormon. Plasenta membentuk steroid, human chorionic gonadotropin ( HCG ), Human Placenta Lactgogen ( HPL ) atau Human Chorionic Somatomammothropin ( HCS ), dan Human Chorionic Thyrotropin ( HCT ).
Kelenjar tiroid
Metabolic rate meningkat hampir 20 % karena oksigen yang digunakan lebih banyak. Kelenjar ini ukurannya meningkat kqarena pertumbuhan sel – sel acinar, tetapi jumlah hormon tiroksin yang dihasilkan tetap sama
Kelenjar paratiroid
Ukurannya meningkat karena kebutuhan kalsium semakin besar. Karena hormon ini untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, jadi tanpa hormon ini metabolisme tulang dan otot terganggu.
Pankreas
Sel – selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.
Kelenjar pituitari
Pada lobus anterior mengalami sedikit pembesaran dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda. FSH ditekan oleh HCG. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik meningkat. Pembentukan prolaktin meningkat.
Kelenjar adrenal
Ukuran bagian kortikal yang membentuk kortin meningkat. Tetapi ukuran atau fungsi bagian medula tetap.

SISTEM KARDIOVASKULER
Terjadi peningkatan volume darah sekitar 30 % - 50% diatas tingkat biasanya karena adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron dari adrenal oleh esterogen.

SISTEM MUSKULOSKELETAL
Gigi, tulang, persendian
ú Membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor
ú Saliva yang asam pada saat hamil membantu aktifitas penghancuran bakteri email yang menyebabkan karies.
ú Sendi pelvik sedikit dapat bergerak
ú Terjadi penambahan berat badan sehingga bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur.

- PERKEMBANGAN JANIN

PENAMPAKAN EKSTERNAL
§ Minggu 16 ( bulan 4 )
Kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia, mata telinga dan hidung terlihat khas , perbandingan tangan dan kaki sesuai, tumbuh rambut kulit kepala, terlihat aktifitas motorik.
§ Minggu 20 ( bulan 5 )
Terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki memanjang dengan sesuai, terlihat kelenjar sebasea.
§ Minggu 24 ( bulan 6 )
Tubuh terbaring tetapi dengan proporsi yang sempurna, kulit kemerahan dan keriput, trlihat vernik kaseosa, terbentuk kelenjar keringat.

PENGUKURAN MAHKOTA KE PANTAT ( CM )
§ Minggu 16 ( bulan 4 )
11,5 -13,5
§ Minggu 20 ( bulan 5 )
16 – 18,5
§ Minggu 24 ( bulan 6 )
23

SISTEM MUSKULOSKELETAL
§ Minggu 16 ( bulan 4 )
Sebagaian tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh tubuh, terlihat kavitas persendian,pergerakan otot sudah dapat terdeteksi.
§ Minggu 20 ( bulan 5 )
Sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu.
§ Minggu 24 ( bulan 6 )
Sama dengan pada minggu ke 20, tetapi pergerakan semakin kuat dirasakan oleh ibu.

SISTEM SIRKULASI
§ Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Otot – otot jantung berkembang dengan sempurna, darah dibentuk aktif dalam limpa.
§ Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Pembentukan darah meningkat dalam sumsum tulang dan menurun dalam hepar.

SISTEM GASTROINTESTINAL
§ Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Terdapat mekonium pada usus, beberapa enzim disekresi, anus terbuka.
§ Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali

SISTEM PERNAPASAN
ú Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Serabut – serabut elastik terbentuk di paru – paru, terlihat brokioles terminal dan respiratorius.
ú Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Lubang hidung terbuka kembali
ú Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam cairan amnion.

SISTEM RENALIS
ú Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang pas.

SISTEM PERSARAFAN
ú Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Lobus – lobus serebral mulai terlihat, serebelum memperlihatkan beberapa tonjolan.
ú Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi mielinisasi korda, medula spinalis berakhir pada tingkat S – 1
ú Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi neuronal pada korteks serebri berakhir.

ORGAN – ORGAN PENGINDRA
ú Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Organ – organ pengindra mengalami perbedaan secara umum
ú Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Hidung dan telinga mengalami osifikasi

SISTEM GENITALIS
ú Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Testis dalam posisi siap mengalami desenden ke dalam skrotum, vagina terbuka
ú Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum.

- PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan. Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi, morning sickness telah hilang, ia telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukurannya. Selama trimester ini terjadi quickening. Quickening adalah istilah yang berarti “ perasaan pertama adanya kehidupan “. Pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru, dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar.
 
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perepsi perubahan biofisik, respon, orang lain.
2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan.
4. Resiko tinggi cidera terhadap janin yang berhubungan dengan masalah kesehatan ibu, pemajanan pada teratogen / agen infeksi.
5. Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan aliran balik vena), hipertrofi ventrikel.
6. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan mekanisme regulator, retensi natrium / air.
7. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek – efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
8. Resiko tinggi terhadap koping individual berhubungan dengan krisis situasi dan maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis.
9. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan :
Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus.
Kriteria Hasil :
- Klien melaporkan penurunan frekuensi atau beratnya keluhan.
- Klien mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan.
Intervensi :
1. Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan).
R : Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira – kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi atau ada sebelumnya (misalnya alergi, einitis, asma, masalah sinus,tuberkulosis).
R : Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin.
3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit).
R : Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32 mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. (Catatan : zat besi dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit).
4. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan dan program aktivitas / latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan,seperti berjalan.
R : Menurunkan kemungkinan gejala – gejala pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan.
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, misalnya : postur yang baik, menghindari yang buruk, makan sedikit tetapi sering dengan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R : Postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik, meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu janin. Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paryu sesuai penurunan uterus gravid.

2. Diagnosa Keperawatan
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan berhubungan dengan terus membutuhkan informasi sesuai perubahan trimester kedua yang dialami.
Kriteria Hasil :
- Klien mampu mengungkapkan atau mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan.
- Klien mampu bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya sendiri.
- Klien mampu mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko.
- Klien mampu mengidentifikasi tanda – tanda bahaya / mencari perawatan medis dengan tepat.
Intervensi :
1. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester kedua.
R : Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi, tanpa memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.
2. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan sesuai pedeoman pada MK : trimester pertama, DK : Akurang pengetahuan (kebutuhan belajar).
R : Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
3. Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan asam folat
R : Fero sulfat asam folat membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam folat memperberat anemia megaloblastik, kemungkinan abrupsi plasenta, aborsi dan malformasi janin (catatan : klien dengan anemia sel sabit memerlukan peningkatan asam folat selama dan setelah episode krisis).
4. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu (misalnya aborsi spontan, hipoksia yang berhubungan dengan asma atau tuberkulosis, penyakit jantung, hipertensi akibat kehamilan (HAK), kelainan ginjal, anemia, diabetes melitus gestasional (DMG), penyakit hubungan seksual (PHS). Tinjau ulang tanda – tanda bahaya dan tindakan yang tepat.
R : Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial situasi resiko tinggi yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan intervensi.
5. Diskusikan adanya obat obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau mengatasi masalah medis.
R : Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan kepada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
6. Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium khusus screaning dan pemantauan ketat sesuai indikasi.
R : Kunjungan pra natal yang lebih sering mungkin diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan menggunakan elektroforesis mendeteksi anemia khusus dan membantu dalam menentukan penyebab. Skrining untuk DMG pada gestasi minggu ke 24 -26 atau pada gestasi minggu ke 8,dan ke 32 pada klien resiko tinggi dapat mendeteksi terjadinya hiperglikemia, dapat memerlukan tindakan dengan insulin dan / atau diet menurut American Diabetes Association.
3. Diagnosa Keperawatan
Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera.
Kriteria Hasil :
- Klien mampu mendiskusikan masalah seksual.
- Klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang alasan yang mungkin untuk diubah.
- Klien mampu mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhan individu.
- Klien mampu mengungkapkan kepuasan bersama atau konseling bila dibutuhkan.
Intervensi :
Mandiri
1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang normal.
R : Kepuasan seksual yang optimal untuk klien pranatal terjadi pada trimester kedua karena vasokongesti pelvis / perineal meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau peningkatan hasrat seksualnya sendiri dalam memberi rspon terhadap perubahan bentuk tubuh pasangannya.
2. Tinjau ulang apa yang dirasakan dan didiskusikan kemungkinan pilihan dalam peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara aktual.
R : Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang umum. Meyakinkan dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu menghilangkan ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya dipuaskan.
3. Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktivitas seksual.
R : Membantu pasangan untuk mempertimbangkan / membuat pilihan.
4. Waspadai adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak sesuai dari pria.
R : Disini tampak frekuensi penyimpangan menjadei lebih tinggi (misalnya perkosaan, inses, kejahatan kekerasan, dan perselingkuhan ekstramarital) bila pasangan sedang hamil.
Kolaborasi
1. Rujuk pada perawat klinis spesialis / konseling sesuai indikasi.
R : Mungkin perlu bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar, yang dapat berkembang selama kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya.
4. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan persepsi perubahan biofisik,respon orang lain.
Kriteria Hasil :
- Klien mampumengungkapkan penerimaan / adaptasi bertyahap untuk mengubah konsep diri / cityra tubuh.
- Klien mampu mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan, berpakaian dengan pakaian yang tepat dan sepatu berhak rendah.
Intervensi :
Mandiri
1. Tinjau ulang / kaji sikap terhadap kehamilan perubahan bentuk tubuh, dsb.
R : Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak. Respon negatif dapat terjadi pada klien / pasangan yang memiliki konsep diri yang rapuh, didasarkan pada penampilan fisik. Efek – efek yang tampak lainnya dari hormon – hormon pranatal seperti kloasma, striae gravidarum, telangiektasis (spider vaskular), eritema palmar, jerawat, dan hirsutisme dapat memperberat perubahan emosi klien. Perubahan ini dapat mempengaruhi bagaimana menghadapi perubahan yang terjadi.
2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis dan responb klien terhadap perubahan. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
R : Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang terjadi. Informasi dapat membantu klien memahami / menerimja apa yang terjadi.
3. Anjurkan gaya dan sumber – sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.
R : Situasi individu menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan menungkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivita yang menyenangkan.
4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berhias (untuk meminimalkan / menyembunyikan area kulit yang menjadi gelap), menggunakan kaos kaki penyokong, pemeliharaan postur dan program latihan sedang.
R : Belajar dan ikut untuk melihat dan merasa lebih baik mungkin membantu untuk mempertahankan perasaan positif tentang diri. Aturan latihan perinatal yang bukan latihan ketahanan cenderung memperpendek persalinan, meningkatkan kemungkinan kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap argumentasi oksitosin.
Kolaborasi
1. Rujuk pada sumber – sumber lain seperti konseling dan / atau kelas – kelas pendidikan kelahuiran anak dan menjadi orang tua.
R : Mungkin membantu dalam memberikan dukungan tambahan selama periode perubahan ini; mengidentifikasi mode – model peran.
5. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan aliran balik vena), hipertrofi ventrikel.
Kriteria Hasil
- Klien tetap normotensif selama perjalanan pranatal.
- Klien mampu bebas dari edema patologis dan tanda – tanda HAK.
- Klien mengidentifikasi cara – cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskuler.
Intervensi :
1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan abnormal, tanda – tanda, dan gejala – gejala (Rujuk pada MK ; Kondisi jantung).
R : Selama trimester kedua, hipertrofi ventrikel jantung menjamin peningkatan curah jantung, yang memuncak pada gestasi minggu ke 25 – 27 untuk memenuhi oksigen dan kebutuhan nutrien ibu / janin. Noramlnya, sistem kardivaskular mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi penbuluh darah, yang menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan pembacaan tekanan sistolik kira – kira 8 mmHg saat tekanan diastolik menurun kira – kira 12 mmHg. Peningkatan cairan, stres dan / atau masalah jantung sebelumnya, dapat membahayakan sistem.
2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya / potensial masalah jantung / ginjal / diabetik.
R : Klien ini menghadapi resiko paling tinggi terhadap masalah jantung selama trimester kedua, bila curah jantung memuncak.
3. Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih dari 30 mmHg dan diastolik lebih dari 15 mmHg.
R : Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK, khususnya pada klien dengan penyakit jantung / ginjal, diabetes, atau adanya kehamilan multiple atau mola hidatidosa.
4. Auskultasi bunnyi jantung; catat adanya murmur.
R : Murmur sistolik sering ringan dan mungkin diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantungt, atau torsio pembuluh darah besar. Namun murmur dapat menandakan terjadinya kerusakan.
5. Kaji adanya edema pergelangan kaki dan varises kaki, vulva, dan rektum. Bedakan antara edema fisiologis dan yang potensial berbahaya.(Rujuk pada MK: hipertensi akibat kehamilan, DK: kekurangan volume cairan (kehilangan aktif)).
R : Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis0 sering terjadi karena status vena akibat vasodilatasi dari aktivitas progesteron, hirediter, retensi kelebihan cairan, dan tekanan pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan resiko pembentukan trombus vena. Edema wajah dan / atau ektremitas atas dapat menandakan HAK.
6. Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, dan berdiri dalam waktu lam; pasang kaos kaki penyokong sebelum bangun pada pagi hari ; menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul dan vulva vertikel ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikkan telapak kaki ke atas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau berdiri selama periode lama.
R : Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko terjadinya edema, varises atau trombosis vena.
7. Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Human’s. Bila ada, rujuk pada dokter.
R : Tanda Human’s positif dapat menunjukkan tromboflebitis.
8. Kaji adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk menhindari perubahan posisi dengan cepat.
R : Perubahan posisi cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah terkumpul di ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi.
 
DAFTAR PUSTAKA

Curtis, Glade B . 1999. Kehamilan : Apa Yang Anda Hadapi Minggu Perminggu. Jakarta : Arcan.
Doengoes, M. E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta : EGC.
Hamitton, Persis Mary. 1995 . Dasar – dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta : EGC.
Rustam, Mocthar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2. Jakarta : EGC.
Scott, James. R. dkk. 2002. Danforth,Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika.
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.