Advertisement
Contoh KTI Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Sebuah KTI akan kembali dibahas di sini yaitu dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas pada Ny.Y usia 24 tahun P1A0 Post partu Hari ke 3 dengan Bendungan ASI. Mungkin ada yang sedang membutuhkan bahan tambahan untuk materi tersebut?
Ya, kami berharap apa yang akan disajikan bisa bermanfaat. KTI Asuhan kebidanan ini ditujukan untuk melengkapi referensi-referensi sebelumnya. Dengan begitu semua informasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi tanpa kesulitan.
Ya, kami berharap apa yang akan disajikan bisa bermanfaat. KTI Asuhan kebidanan ini ditujukan untuk melengkapi referensi-referensi sebelumnya. Dengan begitu semua informasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi tanpa kesulitan.
Sebelum melakukan penelitian untuk karya tulis ilmiah seorang mahasiswa akan melakukan observasi dan penelitian pada masalah yang akan diangkat. Hal ini untuk menentukan topik pembahasan serta judul KTI tersebut.
Dengan pembahasan contoh KTI asuhan kebidanan pada ibu nifas ini diharapkan rekan mahasiswa mendapatkan sedikit inspirasi mengenai tema, topik atau judul kti yang akan diambil.
Dengan pembahasan contoh KTI asuhan kebidanan pada ibu nifas ini diharapkan rekan mahasiswa mendapatkan sedikit inspirasi mengenai tema, topik atau judul kti yang akan diambil.
A. Contoh Bab I Pendahuluan - Latar Belakang
Ada baiknya jika sobat ingin mengambil materi sejenis ini sobat membaca beberapa informasi yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas tahun p1a0 post partu hari ke 3 dengan bendungan ASI yang akan dipaparkan melalui bab i pendahuluan berikut.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu hak bayi baru lahir adalah mendapatkan ASI dari ibu kandungnya. Selama hamil, payudara berkembang sedemikian rupa dan menghasilkan air susu. Produksi susu ini siap diberikan kepada bayi dengan cara menyusui (Eva Ellya Sibagariang, 2010).
Pemberian ASI sangat penting karena ASI adalah makanan utama bayi. Dengan ASI, bayi akan tumbuh sempurna sebagai manusia yang sehat, bersifat lemah lembut dan mempunyai IQ yang tinggi. Pemberian kolostrum serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun generasi yang berkualitas. Seperti kita ketahui, kolostrum memiliki konsentrasi gizi dan imunitas tinggi yang diproduksi pada tahap kehamilan dan hari-hari awal setelah melahirkan (Suradi, 2008).
Pada tahun 1979, lebih dari 50% para ibu di Amerika menyusui bayinya. Dewasa ini, sekitar 60% para ibu menyusui bayinya yang baru lahir dan kira-kira 22% masih tetap menyusui bayinya yang sudah berusia enam bulan, meskipun angka ini lebih tinggi daripada 50 tahun terakhir, angka ini masih tetap di bawah tujuan yang dipublikasikan oleh Healthy People 2000 dan National Promotion and Disease Prevention Objective, dimana harapan mereka setidaknya 75 % wanita menyusui bayinya yang baru lahir dan 50% dari ibu-ibu ini masih menyusui bayinya sampai lima atau enam bulan ( Simkin, Penny, 2008, hal 373 ).
Di Indonesia hanya sekitar 8 % saja ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur enam bulan dan hanya 4 % yang langsung disusui pada waktu satu jam pertama setelah kelahirannya. Padahal 21.000 kematian bayi baru lahir usia 28 hari di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada jam pertama kelahirannya ( Sujiyatini, Nurjanah & Kurniati, 2010).
Selama kehamilan, payudara disiapkan untuk laktasi. Pembesaran payudara terjadi dengan adanya penambahan sistem vascular dan limpatik sekitar payudara sehingga menjadi besar, mengeras dan sakit bila disentuh. Sementara itu, konsentrasi hormone yang menstimulasi perkembangan payudara selama ibu hamil menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon-hormon ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu menyusui atau tidak (Anik Maryunani, 2009).
Almeida dan Kitaty (1986, dalam William, 2006, hal.453) melaporkan bahwa 13 % wanita postpartum mengalami deman akibat bendungan air susu dan berkisar antara 37,8 sampai 39oC yang biasanya berlangsung antara empat sampai enam belas jam.
Umumnya setelah melahirkan, payudara ibu membesar, terasa panas, keras, dan tidak nyaman. Pembesaran tersebut dikarenakan peningkatan suplai darah ke payudara bersamaan dengan terjadinya produksi air susu. Biasanya hal ini berlangsung selama beberapa hari. Kondisi ini bersifat normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, terkadang pembesaran itu terasa menyakitkan sehinga ibu tidak leluasa mengenakan kutang ataupun membiarkan benda apapun menyentuh payudaranya (Dwi Sunar Prasetyono, 2009).
Pada permulaan nifas apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu. Payudara panas serta keras pada perabaan dan nyeri: suhu badan tidak naik. Puting susu bisa mendatar dan hal ini menyulitkan bayi untuk menyusu. Kadang-kadang pengeluaran air susu juga terhalang sebab duktus laktiferi menyempit karena pembesaran vena serta pembuluh limfe (Sarwono. 2005, hal.700).
Penelitian terjadinya bendungan ASI di Indonesia terbanyak adalah pada ibu-ibu pekerja, sebanyak 16% dari ibu yang menyusui (Depkes RI, 2006). Adanya kesibukan keluarga dan pekerjaan menurunkan tingkat perawatan dan perhatian ibu dalam melakukan perawatan payudara sehingga akan cenderung mengakibatkan terjadinya peningkatan angka kejadian bendungan ASI. (http://stikeskusumahusada.ac.id).
Berdasarkan hasil pre survey di BPS. Sri rezeki Bandar Lampung dari bulan september dari tanggal 9 oktober Tahun 2013 di peroleh hasil 17 ibu bersalin ada 5 yang primipara.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas pada Ny.A usia 24 tahun P1A0 Post partu Hari ke 3 dengan Bendungan ASI’’ untuk meminimalkan terjadinya infeksi pada masa nifas yang diakibatkan oleh bendungan ASI.
***
Setelah sobat memutuskan untuk mengambil tema seperti ini tentunya sobat dapat mulai membuat draft untuk penelitian yang akan dilaksanakan untuk kemudian menyusun Bab II, Bab III, Bab IV dan seterusnya sampai kesimpulan dan saran.
B. Koleksi Contoh KTI Kebidanan
Sebagai pelengkap dalam pembahasan kali ini, berikut tak lupa saya sertakan juga beberapa contoh KTI Kebidanan yang juga telah dibahas sebelumnya. Silahkan dibaca-baca untuk menambah pengetahuan dan referensi judul-judul KTI yang mungkin dapat digunakan.
- Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi
- Status Gizi Ibu Hamil - KTI Kebidanan Terlengkap
- Gambaran Karakteristik Ibu Hami (Bumil)
- Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi Kehamilan
- Bersalin Dengan Ketuban Pecah
- Bersalin Dengan Letak Sungsang
Silahkan kirim email melalui contact jika memang sobat mahasiswa ingin sharring informasi berkaitan atau sekedar tanya jawab seputar KIT yang dibahas. Sampai disini, semoga bermanfaat.